LAPORAN PRAKTIKUM
INTRUMENTASI
ANEMOMETER DAN TACHOMETER
OLEH :
Sartika
05081006006
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angin terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan suhu udara pada suatu daerah atau
wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya energi panas matahari yang di terima
oleh permukaan bumi. Pada suatu wilayah, daerah yang menerima energi panas
matahari lebih besar akan mempunyai suhu udara yang lebih panas dan
tekanan udara yang cenderung lebih rendah. Sehingga akan terjadi perbedaan suhu
dan tekanan udara antara daerah yang menerima energi panas lebih besar dengan
daerah lain yang lebih sedikit menerima energi panas, akibatnya akan terjadi
aliran udara pada wilayah tersebut.
Dijaman modern ini segala sesuatu
dirancang secara praktis dan efisien. Sistem konvensional yang
sudah berabad-abad dianut manusia lambat laun mulai terganti
dengan sesuatu yang lebih praktis. Jam dinding atau jam tangan misalnya, yang
dahulunya masih menggunakan jarum kini sudah menjadi digital. Manusia tidak
perlu lagi susah-susah membaca jarum jam yang keakuratan penunjukannya tergantung
pula oleh penglihatan mata manusia. Hal yang serba digital ini sekarang
banyak diterapkan dikehidupan sehari-hari.
Kecepatan atau
kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen dengan tiga atau empat
logam berlubang kecil belahan ditetapkan, sehingga mereka menangkap angin dan
berputar tentang batang vertikal. Sebuah catatan perangkat listrik
revolusi dari cangkir dan menghitung kecepatan angin.
Seiring dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi maka manusia menuntut adanya kemudahan-kemudahan
dalam aktivitasnya, untuk itu tidak menutup kemungkinan adanya sebuah rpm meter
dengan display digital dengan media transmisi tanpa kabel (wireless). Dalam mengukur kecepatan putaran suatu poros
seringkali digunakan tachometer bila pegukurannya bersifat temporary (sesekali
saja), namun jika pengukurannya sering, bersifat periodik atau bahkan kontinyu
maka seringkali digunakan encoder yang dihubungkan secara permanen pada poros
yang bersangkutan. Kesulitan mulai muncul ketika memerlukan pengukuran
kecepatan putaran poros dimana tidak terdapat ruang lagi pada poros untuk
ditempelkan encoder, sedangkan pada mesin tersebut terdapat banyak gigi gear
ferromagnetik.
2. Tujuan
Tujuan
praktikum ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari cara penggunaan dari
Anemometer dan Tachometer.
TINJAUAN PUSTAKA
- Anemometer
Anemometer adalah
alat pengukur kecepatan angin yang banyak dipakai dalam bidang Meteorologi dan Geofisika atau stasiun prakiraan cuaca. Nama
alat ini berasal dari kata Yunani anemos yang berarti angin. Perancang pertama
dari alat ini adalah Leon Battista Alberti pada tahun 1450.
Selain mengukur kecepatan angin, alat ini juga dapat mengukur besarnya tekanan
angin itu.
Pada 1450,
seni Italia arsitek Leon Battista Alberti
menemukan anemometer mekanis pertama. Alat ini terdiri dari sebuah disk
ditempatkan tegak lurus terhadap angin. Ini akan memutar dengan kekuatan
angin, dan dengan sudut kemiringan disk kekuatan angin sesaat menunjukkan itu
sendiri. Jenis anemometer yang sama kemudian kembali ditemukan oleh
Inggris Robert Hooke
yang sering keliru dianggap sebagai penemu pertama anemometer. Bangsa Maya
juga membangun menara angin (anemometers) pada saat yang sama seperti
Hooke. kredit referensi lain Wolfius sebagai re-inventing anemometer di
1709.
Anemometer
adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin, dan
merupakan salah satu instrumen yang digunakan dalam sebuah stasiun cuaca.
Istilah ini berasal dari kata Yunani anemos, yang berarti angin. Anemometer
pertama adalah alat pengukur jurusan angin yang ditemukan oleh oleh Leon
Battista Alberti. Anemometer dapat dibagi menjadi dua kelas: yang mengukur
angin dari kecepatan, dan orang-orang yang mengukur dari tekanan angin, tetapi
karena ada hubungan erat antara tekanan dan kecepatan, yang dirancang untuk
satu alat pengukur jurusan angin akan memberikan informasi tentang keduanya.
Lamanya pengamatan
maupun data hasil pencatatan biasanya disesuaikan dengan kepentingannya. Untuk
kepentingan agroklimatologi umumnya dicari rata-rata kecepatan dan arah angin
selama periode 24 jam (nilai harian). Berdasarkan nilai ini kemudian dapat
dihitung nilai mingguan, bulanan dan tahunannya. Bila dipandang perlu dapat
dilakukan pengamatan interval waktu lebih pendek agar dapat diketahui rata-rata
kecepatan angin periode pagi, siang, dan malam.
Kecepatan
angin adalah jarak tempuh angin atau pergeraakan udara per satuan waktu dan
dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/d), kilometer per jam (km/j), dan
mil per jam (mi/j). Satuan mil (mil laut) per jam disebut juga knot (kn); 1 kn
= 1,85 km/j = 1,151mi/j = 0,514 m/d atau 1 m/d = 2,237 mi/j = 1,944 kn.
Kecepatan angin bervariasi dengan ketinggian dari permukaan tanah, sehingga
dikenal adanya profil angin, dimana makin tinggi gerakan angin makin cepat.
Kecepatan angin diukur dengan menggunakan alat yang disebut Anemometer atau
Anemograf.
Ada beberapa beberapa tipe Anemometer
, yaitu :
a. Anemometer dengan tiga atau empat
mangkok
Sensornya terdiri
dari tiga atau empat buah mangkok yang dipasang pada jari-jari yang berpusat
pada suatu sumbu vertikal atau semua mangkok tersebut terpasang pada poros
vertikal. Seluruh mangkok menghadap ke satu arah melingkar sehingga bila angin
bertiup maka rotor berputar pada arah tetap. Kecepatan putar dari rotor
tergantung kepada kecepatan tiupan angin. Melalui suatu sistem mekanik roda
gigi, perputaran rotor mengatur sistem akumulasi angka penunjuk jarak tiupan
angin.
Anemometer
tipe “cup counter” hanya dapat mengukur rata-rata kecepatan angin selama suatu
periode pengamatan. Dengan alat ini penambahan nilai yang dapat dibaca dari
satu pengamatan ke pengamatan berikutnya, menyatakan akumulasi jarak tempuh
angin selama waktu dari kedua pengamatan tersebut, sehingga kecepatan anginnya
adalah sama dengan akumulasi jarak tempuh tersebut dibagi lama selang waktu
pengamatannya.
Jenis anemometer menurut kecepatan
terdiri dari :
- Anemometer piala
- Anemometer kincir angin
- Anemometer laser Doppler
- Anemometer sonik
- Anemometer bola pingpong
- Anemometer hot-wire
Jenis anemometer menurut tekanan
terdiri dari :
- Anemometer piring
- Anemometer tabung
b. Anemometer propeler
Anemometer ini
hampir sana dengan anemometer di atas, bedanya hanya mangkoknya
terpasang pada poros horozontal.
c. Anemometer tabung bertekanan.
Kerja
Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung dari tekanan
statis dan tekanan kecepatan Sehubungan dengan adanya perbedaan kecepatan angin
dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini
biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang
agroklimatologi dipasang dengan ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas
permukaan tanah. Untuk mengumpulkan data penunjang bagi pengukuran penguapan
Panci Kelas A, dipasang anemometer setinggi 0,5 m. Dilapangan terbang
pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang didaerah terbuka pada pancang yang
cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat harus dipasang pada jarak 10 x tinggi
faktor penghalang seperti adanya bangunan atau pohon. Sebagian besar Anemometer
ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan angin dibawah 1 atau 2 mi/j karena
ada faktor gesekan apa awal putaran.
d. Anemometer Termal
Anemometer ini
merupakan satu sensor yang
digunakan untuk mengukur kecepatan fluida (angin) sesaat. Cara kerja dari sensor ini berdasarkan pada jumlah
panas yang hilang secara konvektif dari sensor ke lingkungan sekeliling sensor.
Besarnya panas yang dipindahkan dari sensor secara langsung berhubungan dengan
kecepatan fluida yang melewati sensor. Jika hanya kecepatan fluida yang
berubah, maka panas yang hilang bisa diinterpretasikan sebagai kecepatan fluida
tersebut. Kerja Anemometer ini mengikuti prinsip tabung pitot, yaitu dihitung
dari tekanan statis dan tekanan kecepatan.
Proses Pengukuran Anemometer :
Berikut contoh
perhitungan sederhana kecepatan angin yang diukur dengan anemometer tiga
mangkok. Panjang lingkaran susunan mangkok-mangkok adalah 3 m, dan susunan itu
pada suatu waktu berputar 20 kali dalam waktu 10 detik, maka kecepatan angin
dapat dihitung : [(20x3)/10 m = 6 m/dt]. Untuk memudahkan menghitung
putaran dari pada piringan anemometer maka salah satu mangkok diberi warna
lain.
Sehubungan dengan karena adanya perbedaan kecepatan angin
dari berbagai ketinggian yang berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini
biasanya disesuaikan dengan tujuan atau kegunaannya. Untuk bidang agroklimatologi dipasang dengan
ketinggian sensor (mangkok) 2 meter di atas permukaan tanah. Untuk mengumpulkan
data penunjang bagi pengukuran penguapan Panci Kelas A, dipasang anemometer
setinggi 0,5 m. Di lapangan terbang pemasangan umumnya setinggi 10 m. Dipasang
didaerah terbuka pada pancang yang cukup kuat. Untuk keperluan navigasi alat
harus dipasang pada jarak 10 x tinggi faktor penghalang seperti adanya bangunan
atau pohon. Sebagian besar Anemometer ini umumnya tidak dapat merekam kecepatan
angin dibawah 1-2 mil/jam karena ada faktor gesekan apa awal putaran.
2. Tachometer
Manusia sebagai mahkluk hidup
bergerak tentu tidak lepas dari segala macam aktivitas.
Aktivitas tersebut tentu tidak lepas dari sarana transportasi. Kendaraan bermotor
misalnya, merupakan salah satu sarana transportasi favorit yang dipilih sebagian
besar orang terutama di kota-kota besar yang sering terjadi kemacetan. Peralatan
kendaraan bermotor baru-baru ini juga mulai didigitalkan, salah satunya penggunaan
Tachometer atau Odometer.
Tachometer atau Odometer adalah
alat pengukur kecepatan putaran mesin pada motor atau mesin lainnya,
biasanya menggunakan satuan RPM (Revolutions Per
Minute). Pada awalnya tachometer atau
odometer disusun analog sedemikian halnya jam dengan jarum
sebagai penunjuknya, tapi kini sudah berkembang menjadi
digital dan lebih mudah serta akurat pembacaannya.
Dalam suatu pengukuran putaran
(rpm), keakurasian dan kepresisian hasil dalam pengukuran
sangat dipengaruhi oleh perancangan dan pembuatan alat itu
sendiri.
Penggunaan pengatur kecepatan
sangat berguna berguna dalam kehidupan sehari-hari,
seperti halnya pada perindustrian yang setiap alat yang berputar
selalu berhubunga dengan motor. Oleh karena itu setiap hal yang berhubungan
dengan karakteristik, efisiensi, dan perilaku motor yang menguntungkan
maupun merugikan perlu dipelajari.
Cara mengukur
menggunakn tachometer :
Kecepatan putaran
motor sama dengan jumlah putaran motor dalam periode tertentu, misalnya putaran per menit (Rpm) atau kecepatan per detik (Rps). Alat ukur yang digunakan
adalah indikator kecepatan sering disebut tachometer. Tachometer ditempelkan langsung pada poros sebuah motor dan dibaca putarannya pada skala yang ada. Tachometer yang modern menggunakan prinsip sinar laser, bekerjanya lebih sederhana, yaitu berkas sinar laser ditembakkan pada poros dan display digital akan menunjukkan putaran poros motor.
Pengukuran poros dengan
Tachogenerator
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.
Tempat
dan Waktu
Praktikum ini
dilaksanakan di laboratorium computer jurusan teknologi pertanian pada hari
rabu tanggal 8 Desember 2010.
2.
Alat
dan Bahan
-
Anemometer
-
Tachometer
-
kipas
-
Power supply
3.
Cara
Kerja
a.
Anemometer :
1. Hidupkan
kipas yang telah disediakan
2. Atur
anemometer sesuai berdasarkan satuan :
- m/s
- km/h
- ft/min
- knots
3. Bagian
kipas anemometer didekatkan pada kipas yang telah dihidupkan.
4. Catat
hasil pada masing-masing satuan yang ada.
b.
Tachometer
1. Hidupkan
kipas yang telah disediakan.
2.
Hidupkan tachometer dengan cara menekan
tombol yang ada pada samping kanan.
3.
Tempelkan tachometer pada kipas.
4.
Catat hasil yang didapat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
a. Anemometer
:
Satuan
|
Hasil
pengukuran
|
m/s
|
0,9
|
Km/h
|
4,0
|
Knots
|
2,0
|
Ft/min
|
200
|
b. Tachometer
:
Satuan
|
Hasil pengukuran
|
Rev/min (RPM)
|
690,5
|
Rev/sec (RPS)
|
11,01
|
Rev/hours (RPH)
|
3699
|
2.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu tentang anemometer dan
tachometer, yang merupakan anemometer adalah alat pengukur kecepatan angin.
Dimana kita mengukur kecepatan angin pada kipas kecil untuk mengetahui
kecepatan nya dalam semua satuan yang ada pada anemometer tersebut. Anemometer yang
digunakan dalam praktikum ini adalah anemometer analog yang tidak memerlukan
daya untuk menggerakkannya. Anemometer ini mempunyai empat satuan yaitu meter
persekon (m/s), kilometer perjam (km/h), feet per menit (ft/min) dan knots. Ketelitian
dan ketepatannya lebih rendah disbanding dengan anemometer digital. Tetapi
tidak berbeda juh hasilnya. Tachometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur
jumlah putaran yang terjadi pada suatu poros. Alat ini sangat umum ditemukan di
sepeda motor untuk mengukur berapa
kecepatan putar roda sepeda motor tersebut. Alat ini memiliki tiga satuan yaitu
RPM (revolusi/minute), RPS (revolusi/second), dan RPH (revolusi/hours). Sama
dengan pengukuran kecepatan angin, tachometer disini juga menggunakan
tachometer analog yang mempunyai tingkat ketelitian dan keakuratan yang lebih
rendah dibanding tachometer digital nya dengan selisih yang tidak terlalu besar.
Ketelitian menyatakan tingkat
kesesuain atau dekatnya suatu hasil pengukuran terhadap harga
yang sebenarnya. Sedangkan untuk ketepatan (presisi
) menyatakan tingkat kesamaan didalam sekelompok
pengukuran atau sejumlah instrumen. Setiap
pengukuran tidak semua menghasilkan hasil yang sempurna. Hal ini
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:
1.
Kesalahan–kesalahan umum ( gross error )
Kebanyakan disebabkan oleh
kesalahan manusia, diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat
ukur, penyetelan yang tidak tepat dan pemakaian intrumen
yang tidak sesuai.
2.
Kesalahan-kesalahan sistematis ( systematic error )
Disebabkan oleh kekurangan-kekurangan
pada instrumen sendiri, seperti kerusakan, adanya
bagian–bagian yang aus dan pengaruh lingkungan terhadap
peralatan atau pemakai.
3.
Kesalahan–kesalahan yang tidak disengaja ( random error )
Diakibatkan oleh
penyebab–penyebab yang tidak langsung diketahui sebab perubahan
parameter atau sistem pengukuran terjadi secara acak.
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dalam praktikum
ini adalah :
1. Anemometer adalah sebuah perangkat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan angin, dan merupakan salah satu instrumen
yang digunakan dalam sebuah stasiun cuaca.
2. Sehubungan
dengan karena adanya perbedaan kecepatan angin dari berbagai ketinggian yang
berbeda, maka tinggi pemasangan anemometer ini biasanya disesuaikan dengan
tujuan atau kegunaannya.
3. Tachometer
atau Odometer adalah alat pengukur kecepatan putaran mesin pada
motor atau mesin lainnya, biasanya menggunakan satuan RPM (Revolutions Per
Minute).
4. Dalam
suatu pengukuran putaran (rpm), keakurasian dan kepresisian hasil
dalam pengukuran sangat dipengaruhi oleh perancangan dan pembuatan
alat itu sendiri.
5. Kesalahan yang terjadi
pada saat pengukuran meliputi kesalahan operator, kesalan sistematis dan
kesalahan acak.
2.
Saran
Dalam pemasangan alat, pengukuran dan pembacaab hasil sebaiknya dilakukan
dengan teliti untuk menghindari kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Anemometer.(http://www.google.com/anemometer).(online).(diakses
pada 11 Desember 2010).
Anonim.2010.Tachometer.(http://www.google.com/tachometer).(online).(diakses
pada 11 Desember 2010).
Cooper
W.D., 1985, Instrumentasi Elektronik dan
Teknik Pengukuran, Jakarta :
Erlangga.
Samadikun,
S, dkk. 1988. Sistem Instrumentasi
Elektronika. Institut Teknologi
Bandung.
(diakses pada 11 Desember 2010).
(diakses pada 11 Desember 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar