PAPER MEKANIKA
FLUIDA
Debit Air Pada Saluran Terbuka
SARTIKA
05091006006
JURUSAN TEKNOLOGI
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2009
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Saluran adalah suatu sarana untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ketempat
yang lain. Saluran dapat berupa saluran terbuka (open chanel flow) dan saluran
tertutup. Aliran-saluran-terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface,
sedangkan aliran-pipa tidak demikian, karena air harus mengisi seluruh saluran.
Permukaan bebas dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran-pipa, yang terkurung
dalam saluran tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara,kecuali
oleh tekakan hidrolik.
Analisis yang dilakukan pada saluran terbuka lebih sulit
dibandingkan analisis yang dilakukan pada aliran dalam pipa dan pada umumnya
analisis pada saluran terbuka menggunakan persamaan-persamaan empiris. Hal
tersebut dilakukan karena analisis aliran pada saluran terbuka memiliki banyak
variabel yang berubah-ubah dan tidak teratur terhadap ruang dan waktu.
Variabel-variabel tersebut antara lain penampang saluran, kekasaran permukaan
saluran, kemiringan saluran, debit aliran, kecepatan aliran, pertemuan saluran
(junction), dan angin. Terdapat tiga persamaan konservasi untuk menyelesaikan
analisis pada suatu aliran, yaitu persamaan konservasi massa, persamaan
konservasi energi, dan persamaan konservasi momentum.
Dalam suatu saluran tertutup tidak selalu bersifat aliran
pipa. Bila terdapat suatu permukaan bebas, harus digolongkan sebagai aliran
saluran terbuka. Misalnya, saluran pembuangan air banjir yang merupakan saluran
tertutup, biasanya dirancang untuk aliran saluran terbuka sebab aliran dalam
saluran pembuang diperkirakan hampir setiap saat memiliki permukaan bebas.
2. Tujuan
Untuk
mengetahui jenis-jenis saluran terbuka, sifat-sifatnya, contoh penerapannya
pada kehidupan dan mengetahui debit air pada saluran tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Saluran
terbuka, saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaaan bebas disebut
saluran terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran
alam (natural) dan saluran buatan (artificial). Aliran air dalam suatu saluran
dapat berupa aliran-saluran-terbuka (open chanel flow). Kedua jenis aliran
tersebut sama dalam banyak hal, namun berbeda dalam satu hal penting.
Aliran-saluran-terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface, sedangkan
aliran-pipa tidak demikian,karena air harus mengisi seluruh saluran. Permukaan
bebas dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran-pipa, yang terkurung dalam saluran
tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara,kecuali oleh tekakan
hidrolik.
Meskipun kedua jenis aliran tersebut hampir sama,
penyelesaian masalah aliran dalam saluran terbuka jauh lebih sulit dibandingkan
dengan aliran pipa dalam pipa tekan. Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang
rumit berdasarkan kenyataan bahwa kedudukan permukaan bebas cenderung berubah
sesuai dengan waktu dan ruang, dan juga bahwa aliran, debit, kemiringan dasar
saluran dan permukaan bebas adalah tergantung stu sam lain. Biasanya sulit
diperoleh data percobaan yang dapat dipercaya mengenai aliran dalam saluran
terbuka. Lagi pula kondisi fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi
dibandingkan dengan pipa. Penampang melintang aliran dalam pipa sudah tertentu,
karena dapat dinytakan berdasarkan bentuk saluran. Penampang pipa suatu
ssaluran biasanya bundar, namun pada pada saluran terbuka dapat beraneka macam,
dari bentuk bundar sampai bentuk tak beraturan dari sungai alam. Kekasaran
permukaan bagian dalam pipa berkisar antara bahan kuningan yang baru dan halus
atau pipa dari bahan kayu, sampai pipa besi karatan atau pipa baja. Pada saluran
terbuka, permukaanya bervariasi dari logam yang dipoles, yang dipakai untuk
menguji talang sampai dasar sungai yang kasar dan tidak teratur. Lagi pula
kekasaran dalam suatu saluran terbuka tergantung pada permukaan bebas. Sebab
itu pemilihan koefisien gesekan untuk saluran terbuka lebih bersifat tidak
pasti disbandingkan dengan pada aliran pipa. Metode empiris ini merupakan
metode yang terbaik yang ada saat ini, dan bila diterapkan secara hati-hati
dapat menghasilkan nilai yang sesuai dengan praktek.
Aliran dalam saluran terbuka dapat digolongkan menjadi
berbagai jenis dan diuraikan dengan berbagai cara. Penggolongan berikut ini
dibuat berdasarkan perubahan kadalaman ailran sesuai dengan waktu dan ruang.
Aliran tunak (steady Flow) dan aliran tak tunak (Unsteady
Flow) : Waktu sebagai kriteria. Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tunak
(steady) bila kedalaman aliran tidak berubah atau dapat dianggap konstan selama
suatu selang waktu tertentu. Aliran diktakan taktunak (Unsteady) bila
kedalamannya berubah sesuai dengan waktu. Sebagian besar persoalan tentang
saluran terbuka umumnya hanya memerlukan penelitian mengenai perilaku aliran
dalam keadaan tunak. Namun bila perubahan keadaan aliran sesuai dengan waktu
ini, merupakan masalah utama yang harus diperhatikan, maka aliran harus
dianggap bersifat tak tunak. Misalnya, banjir dan gelombang yang merupakan
contoh khas untuk aliran tak tunak, taraf aliran berubah segera setelah
gelombang berlaku, dan unsure waktu yang menjadi hal yang sangat penting dalam
perancangan pengendali.
Hukum kontinuitas bagi aliran tak tunak memerlukan
pertimbangan akibat pengaruh waktu. Persamaan kontinuitas untuk aliran kontinu
tak tunak ini harus mencakup unsur waktu sebagai suatu variabel.
Aliran seragam (Uniform Flow) dan aliran berubah ( Varied
Flow) : Ruang sebagai kriteria. Aliran saluran terbuka dikatakan seragam bila
kedalaman air sama pada setiap penampang saluran. Suatu aliran seragam dapat
bersifat tunak atau taktunak, tergantung apakah kedalamannya berubah sesuai
dengan perubahan waktu.
Aliran seragam yang tunak (Steady uniform flow) merupakan
jenis poko aliran yang dibahas dalam dalam saluran terbuka. Kedalaman aliran
tidak berubah selama suatu waktu tertentu yang telah diperhitungkan. Penetapan
bahwa suatu akiran bersifat seragam taktunak (unsteady uniform flow) harus
dengan syarat bahwa permukaan air berfluktuasi sepanjang waktu dan tetap
sejajar dasar saluran. Jelas bahwa hal ini merupakan suatu keadaan yang praktis
tidak mungkin terjadi. Sebab itu istilah “aliran seragam” di sini selanjutnya
hanya dipakai untuk menyatakan aliran seragam yang tunak.
Aliran disebut berubah (varied), bila kedalaman air berubah
di sepanjang saluran. Aliran berubah dapat bersifat tunak maupun taktunak.
Karena aliran seragam tak tunak jarang terjadi, istilah “aliran taktunak
selanjutnya khusus dipakai untuk aliran taktunak yang berubah.
Aliran berubah dapat dibagi-bagi lagi menjadi berubah
tiba-tiba (rapidly varied) dan berubah lambat laun (gradually varied). Aliran
disebut berubah tiba-tiba bila kedalamanya berubah tiba-tiba juga disebut
sebagai gejala setempat (local phenomenon), contohnya adalah loncatan hidrolik
dan penurunan hidrolik.
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah
Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubik per sekon
(m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
HASIL
PEMBAHASAN
Keadaan aliran atau perilaku aliran saluran terbuka pada
dasarnya ditentukan oleh pengaruh kekentalan dan gravitasi sehubungan dengan
gaya-gaya inersia perilaku aliran. Tegangan permukaan air dalam keadaan
tertentu dapat pula mempengaruhi perilaku aliran, tetapi pengaruh ini tidak
terlalu besar dalam masalah saluran terbuka pada umumnya yang ditemui dalam
dunia perekayasaan.
Pengaruh kekentalan (Viscosity) Aliran dapat bersifat
laminar, turbulen atau peralihan, tergantung pada pengaruh kekentalan
sehubungan dengan kelembamanya.
Aliran adalah laminar bila gaya kekentalan relative sangat
besar dibandingkan dengan inersia sehingga kekentalan berpengaruh besar
terhadap perilaku aliran. Dalam aliran laminar, butir-butir air seolah-olah
bergerak menurut lintasan tertentu yang teratur atau lurus, dan selapis cairan
yang sangat tipis seperti menggelincir diatas lapisan sebelahnya.
Aliran adalah turbulen bila gaya kekentalan relative lemah
dibandingkan dengan gaya kelembamannya. Pada aliran turbulen, butir-butir air
bergerak menurut lintasan menunjukkan gerak maju dalam aliran secara
keesluruhan.
Diantara keadaan laminar dan turbulen terdapat suatu
campuran, atau keadaan peralihan.
Pengaruh kekentalan relative terhadap kelembamamannya dapat
dinyatakan dengan bilangan Reynolds, didefinisikan sebagai :
Dimana V adalah kecepatan aliran dalam kaki perdetik (kpd);
L adalah karakteristik dalam kaki, di sini dianggap sama dengan dengan
jari-jari hidrolik R saluran; dan v kekentalan kinematik dalam kaki²/detik
adalah sama dengan kekentalan kinematik (kinematic viscosity) air dalam
kaki²/detik adalah sama dengan kekentalan dinamis µ (mu) dalam slug kaki-detik
dibagi kerapatan massa p (rho) dalam
slug/kaki³. Untuk air pada 60ºC (20ºC), µ = 2,09 x 10ˉ dan p = 1,937; sebab
itu v = 1,08 x 10ˉ dan ρ = 1,937;
sebab itu v =1,08 x 10ˉ
Aliran saluran terbuka adalah laminar bila bilangan
Reynolds R kecil, dan turbulen bila R besar. Banyak percobaan menunjukan
bahwa aliran dalam pipa berubah dari laminar ke turbulen bila interval R
terletak diantara nilai kritis 2000 dan suatu nalai yang tinggi dapat mencapai
50.000, Dalam percobaan ini garis tengah pipa diambil sama dengan panjang
karakteristik yang dinyatakan dalam bilangan Reynolds. Bila jari-jari hidrolik
diambil sama dengan panjang karakteristik, interval tersebut berkisar dari 500
sampai 12.500,* Karena garis tengah pipa adalah 4x lipat jari-jari hidroliknya.
Keadaan laminar, turbulen dan peralihan dari aliran saluran
terbuka dapat dinyatakan dengan suatu diagram yang menunjukkan hubungan antara
bilangan Reynolds dan factor gesekan dari rumus Darcy-Weisbach. Diagram
tersebut umumnya dikenal sebagai diagram Stanton [1], telah dikembangkan untuk
aliran dalam pipa.
Analisis aliran pada saluran terbuka memiliki banyak
variabel yang berubah-ubah dan tidak teratur terhadap ruang dan waktu.
Variabel-variabel tersebut antara lain penampang saluran, kekasaran permukaan
saluran, kemiringan saluran, debit aliran, kecepatan aliran, pertemuan saluran
(junction) dan angin. Terdapat tiga persamaan konservasi untuk menyelesaikan
analisis pada suatu aliran, yaitu persamaan konservasi massa, persamaan
konservasi energi dan persamaan konservasi momentum.
Aliran air yang mengalir bisa disimpulkan merupakan aliran
laminer. Hal ini dapat dilihat dari jalannya daun kering yang terapung di atas
aliran air. Daun tersebut mengindikasikan bahwa bagian-bagian elememter dari
air bergerak teratur dan menempati tempat yang relatif sama pada
penampang-penampang berikutnya dan partikel-partikel fluida bergerak di
sepanjang lintasan-lintasan lurus, sejajar dalam lapisan-lapisan. Keadaan ini
dapat terjadi karena kekentalan fluida dalam aliran laminer sangat dominan
sehingga mencegah setiap kecenderungan menuju kondisi turbulen.
Data mengenai debit aliran sangat diperlukan untuk
mengetahui ketersediaan air, salah satu contohnya di tempat pengelolaan sumber
daya air. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan
mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air
permukaan yang ada. Besarnya ketersediaan air sebagai dasar alokasi air dapat
diperoleh dengan peramalan debit aliran sungai, agar hasil peramalan debit
aliran sungai memenuhi persyaratan diperlukan tata cara pengukuran debit air.
Peranan debit dalam bidang pertanian sangat penting, antara
lain peranannya dalam bidang irigasi. Data debit suatu daerah akan memperjelas
jumlah ketersediaan air, dari jumlah tersebut kita dapat menganalisis atau
meramalkan apa yang harus dikembangkan pada daerah tersebut.
Debit Q pada suatu penampang saluran untuk sembarang aliran
dinyatakan dengan Q = V A
Dimana V mecepatan rata-rata dan A adalah luas penampang
melintang tegak lurus terhadap arah aliran, karena kecepatan rata-rata
dinyatakan sebagai debit dibagi luasa ppenampang melintang.
Dalam sebagian besar persoalan aliran tunak, berdasarkan
suatu pertimbangan, maka debit dianggap tetap di sepanjang bagian saluran yang
lurus; dengan kata lain aliran bersifat kontinu. Oleh sebab itu, berdasarkan
persamaan diatas.
Q = V1 A1 = V2A2
Dimana indeks menunjukan penampang saluran yang berlainan.
Ini merupakan persamaan kontinuitas untuk aliran tunak kontinu (Continuos
steady flow). Namun persamaan 2 tidak dapat dipakai bila debit aliran tunak,
tak seragam (nonuniform) di sepanjang saluran, yakni bila air mengalir keluar
atau masuk disepanjang arah aliran. Jenis aliran ini dikenal sebagai aliran
berubah beraturan ( spatially varied flow) atau, aliran diskontinu
(discontinuos flow) terdapat di selokan jalan, pelimpahan luapan samping, air
pembilas melalui saringan, cabang saluran disekitar tangki pengolahan air
buangan, saluran pembuangan utama dan saluran pembawa dalam siatem irigasi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan :
a.
Saluran adalah suatu sarana untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ketempat
yang lain. Saluran dapat berupa saluran terbuka (open chanel flow) dan saluran
tertutup.
b.
Analisis yang dilakukan pada saluran terbuka lebih sulit dibandingkan analisis
yang dilakukan pada aliran dalam pipa dan pada umumnya analisis pada saluran
terbuka menggunakan persamaan-persamaan empiris.
c.
Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
d.
Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi
neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi sumberdaya air permukaan
yang ada.
e.
Data debit suatu daerah akan memperjelas jumlah ketersediaan air, dari jumlah
tersebut kita dapat menganalisis atau meramalkan apa yang harus dikembangkan
pada daerah tersebut.
f.
Saluran terbuka ini dapat dimanfaatkan dalam pembuatan irigasi, selokan, dan
tambak yang sangat berguna bagi kehidupan kita.
2. Saran
Dalam
pembuatan saluran terbuka sebaiknya terlebih dahulu diperhatikan bahan yang
akan dipakai dengan tingkat ketahanan yang diperlukan untuk tujuan tertentu
yang diinginkan, sehingga didapat saluran yang cocok dengan tujuan yang akan
dicapai.
DAFTAR PUSRAKA
Dake, J, M, K. 1972. Hidrolika
Teknik. Erlangga : Jakarata.
Euler,Leonard. 1983. Mekanika
Fluida. Jakarta : Erlangga.
Haliday, D. 1996. Fisika
2. Jakarta : Erlangga.
Raswari. 1986. Teknologi
Dan Perencanaan Sistem Perpipaan. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Soedradjat, S. 1983. Mekanika
Fluida dan Hidrolika. Bandung : Nova.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar