PAPER HIDROLIKA
Analisa Efisiensi Penggunaan Sistem Saluran Terbuka
untuk Saluran Irigasi Pertanian Berdasarkan Bentuknya
SARTIKA
05091006006
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2010
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Irigasi merupakan
upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertaniannya.
Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan
manusia. Pada zaman dahulu jika persediaan air melimpah karena tempat yang
dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi
dilakukan dengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian
irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah
kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Untuk irigasi dengan model
seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram. Sebagaimana telah diungkapkan,
dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan
irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno.(Wikipedia)
Saluran irigasi dapat berupa saluran irigasi alamiah dan saluran
buatan. Dimana saluran buatan dapat dibagi lagi menjadi sistem saluran terbuka
dan saluran tertutup (pipa) Saluran terbuka adalah saluran yang
mengalirkan airnya dengan permukaan terbuka yang dipengaruhi tekanan atmosfer.
Saluran sistem terbuka untuk irigasi memiliki beberapa bentuk umum yang sering
digunakan yaitu trapesium, persegi, segitiga dan saluran yang terbentuk secara
alamiah. Setiap bentuk saluran akan menghasilkan kecepatan aliran yang berbeda
yang tentu saja mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akan dialirkan irigasi
tersebut. Saluran terbuka perlu dianalisis dengan penggunaan rumus empiris yang
telah ada.
Saluran irigasi
dapat berupa saluran terbuka dan juga dapat berupa saluran tertutup ini (dalam
bentuk pipa). Dalam penerpan dilapangan lebih banyak sistem terbuka yang
diterapkan.
Irigasi dengan
sistem saluran terbuka memerlukan anlisis dengan menggunakan rumus-rumus
empiris yang lebih susah jika dibandingkan dengan sistem pipa (Suroso : 2000).
Pada saat merencanakan
saluran yang perlu diperhatikan adalah biaya konstruksi dan biaya
pemeliharaan yang ekonomis. Pada umumnya saluran tanpa pasangan merupakan
saluran yang paling umum digunakan, selain itu saluran tanah tanpa pasangan
relatif lebih kecil biaya konstruksinya. Erosi dan sedimentasi pada semua ruas
harus minimum.
Sedimentasi
(pengendapan) pada saluran akan terjadi jika kapasitas angkut sedimennya
berkurang. Untuk itu kapasitas debit saluran harus dijaga/dipertahankan.
Sedimen yang masuk ke saluran irigasi biasanya berupa sedimen layang (suspended load) berupa partikel lempung
dan lanau dengan ukuran diameter d < 0.06 mm hingga 0.07 mm. Partikel yang
lebih besar dari ukuran tadi akan tertangkap/diendapkan di kantong lumpur.
2.
Tujuan
Dengan mengetahui sifat-sifat dari bentuk-bentuk saluran irigasi maka
dapat diketahui sistem saluran bentuk apa yang optimal untuk diterapkan pada
lahan pertanian.
TINJAUAN
PUSTAKA
Saluran terbuka,
saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaaan bebas disebut saluran
terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alam
(natural) dan saluran buatan (artificial). Aliran air dalam suatu saluran dapat
berupa aliran-saluran-terbuka (open chanel flow). Kedua jenis aliran tersebut
sama dalam banyak hal, namun berbeda dalam satu hal penting.
Aliran-saluran-terbuka harus memiliki permukaan bebas (free surface, sedangkan
aliran-pipa tidak demikian,karena air harus mengisi seluruh saluran. Permukaan
bebas dipengaruhi oleh tekanan udara. Aliran-pipa, yang terkurung dalam saluran
tertutup, tidak terpengaruh langsung oleh tekanan udara,kecuali oleh tekakan
hidrolik.
Meskipun kedua jenis aliran tersebut hampir sama, penyelesaian masalah
aliran dalam saluran terbuka jauh lebih sulit dibandingkan dengan aliran pipa
dalam pipa tekan. Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan
kenyataan bahwa kedudukan permukaan bebas cenderung berubah sesuai dengan waktu
dan ruang, dan juga bahwa aliran, debit, kemiringan dasar saluran dan permukaan
bebas adalah tergantung stu sam lain. Biasanya sulit diperoleh data percobaan
yang dapat dipercaya mengenai aliran dalam saluran terbuka. Lagi pula kondisi
fisik saluran terbuka jauh lebih bervariasi dibandingkan dengan pipa. Penampang
melintang aliran dalam pipa sudah tertentu, karena dapat dinytakan berdasarkan
bentuk saluran. Penampang pipa suatu ssaluran biasanya bundar, namun pada pada
saluran terbuka dapat beraneka macam, dari bentuk bundar sampai bentuk tak
beraturan dari sungai alam. Kekasaran permukaan bagian dalam pipa berkisar
antara bahan kuningan yang baru dan halus atau pipa dari bahan kayu, sampai
pipa besi karatan atau pipa baja. Pada saluran terbuka, permukaanya bervariasi
dari logam yang dipoles, yang dipakai untuk menguji talang sampai dasar sungai
yang kasar dan tidak teratur. Lagi pula kekasaran dalam suatu saluran terbuka
tergantung pada permukaan bebas. Sebab itu pemilihan koefisien gesekan untuk
saluran terbuka lebih bersifat tidak pasti disbandingkan dengan pada aliran
pipa. Metode empiris ini merupakan metode yang terbaik yang ada saat ini, dan
bila diterapkan secara hati-hati dapat menghasilkan nilai yang sesuai dengan
praktek.
Aliran dalam saluran terbuka dapat digolongkan menjadi berbagai jenis
dan diuraikan dengan berbagai cara. Penggolongan berikut ini dibuat berdasarkan
perubahan kadalaman ailran sesuai dengan waktu dan ruang.
Aliran tunak (steady Flow) dan aliran tak tunak (Unsteady Flow) : Waktu
sebagai kriteria. Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tunak (steady) bila
kedalaman aliran tidak berubah atau dapat dianggap konstan selama suatu selang
waktu tertentu. Aliran diktakan taktunak (Unsteady) bila kedalamannya berubah
sesuai dengan waktu. Sebagian besar persoalan tentang saluran terbuka umumnya
hanya memerlukan penelitian mengenai perilaku aliran dalam keadaan tunak. Namun
bila perubahan keadaan aliran sesuai dengan waktu ini, merupakan masalah utama
yang harus diperhatikan, maka aliran harus dianggap bersifat tak tunak. Misalnya,
banjir dan gelombang yang merupakan contoh khas untuk aliran tak tunak, taraf
aliran berubah segera setelah gelombang berlaku, dan unsure waktu yang menjadi
hal yang sangat penting dalam perancangan pengendali.
Hukum kontinuitas bagi aliran tak tunak memerlukan pertimbangan akibat
pengaruh waktu. Persamaan kontinuitas untuk aliran kontinu tak tunak ini harus
mencakup unsur waktu sebagai suatu variabel.
Aliran seragam (Uniform Flow) dan aliran berubah ( Varied Flow) : Ruang
sebagai kriteria. Aliran saluran terbuka dikatakan seragam bila kedalaman air
sama pada setiap penampang saluran. Suatu aliran seragam dapat bersifat tunak
atau taktunak, tergantung apakah kedalamannya berubah sesuai dengan perubahan
waktu.
Aliran seragam yang tunak (Steady uniform flow) merupakan jenis poko
aliran yang dibahas dalam dalam saluran terbuka. Kedalaman aliran tidak berubah
selama suatu waktu tertentu yang telah diperhitungkan. Penetapan bahwa suatu
akiran bersifat seragam taktunak (unsteady uniform flow) harus dengan syarat
bahwa permukaan air berfluktuasi sepanjang waktu dan tetap sejajar dasar
saluran. Jelas bahwa hal ini merupakan suatu keadaan yang praktis tidak mungkin
terjadi. Sebab itu istilah “aliran seragam” di sini selanjutnya hanya dipakai
untuk menyatakan aliran seragam yang tunak. (Chow: 1997)
Aliran disebut berubah (varied), bila kedalaman air berubah di
sepanjang saluran. Aliran berubah dapat bersifat tunak maupun taktunak. Karena
aliran seragam tak tunak jarang terjadi, istilah “aliran taktunak selanjutnya
khusus dipakai untuk aliran taktunak yang berubah.
Aliran berubah dapat dibagi-bagi lagi menjadi berubah tiba-tiba
(rapidly varied) dan berubah lambat laun (gradually varied). Aliran disebut
berubah tiba-tiba bila kedalamanya berubah tiba-tiba juga disebut sebagai
gejala setempat (local phenomenon), contohnya adalah loncatan hidrolik dan
penurunan hidrolik.
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai
(DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubik per sekon (m3/s). Debit
aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu
penampang melintang sungai per satuan waktu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
Kasus
perbandingan :
Jika diketahui
ketiga saluran (segitiga, trapezium, persegi) dengan lebar saluran sama 2 meter
dan tebal saluran (d) 50 cm dengan s = 1:1800 dan untuk kekasaran saluran(n) =
0,025. Hitung kecepatan aliran dan debit, bandingkan sluran mana yang paling
optimal.
1. Trapesium :
s = 1 : 1800 =
0,000556
Z = e/d = 0,5 m /
0,5 m = 1
a = bd + Zd2 = 1 x 0,5 + 1 x (0,5)2
= 1,25 m2
p = b + 2d (Z2 + 1)1/2
=
2,4142 m
R = a/p = 0,52
v = R2/3 s1/2/n
v = (0,52)2/3(0,000556)1/2/0,025
v = 0,598 m/s
q = v . a
=
0,598 . 1,25
=
0,7475 m/s
2. Segitiga :
Z = e/d = 1/0,5 =
2
a = Zd2 = 2 x (0,5)2 = 0,5 m2
p = 2d(Z2 + 1)1/2 = 2,236 m
R = a/p = 0,22
v = R2/3 s1/2/n
v = (0,22)2/3(0,000556)1/2/0,025
v = 0,3312 m/s
q = v . a
=
0,3312 . 0,5
=
0,1056 m/s
3. Persegi :
a = t . d = 2 x
0,5 = 1 m2
p = t + 2d = 2 +
2 x 0,5 = 3 m
R = a/p = 0,33
v = R2/3 s1/2/n
v = (0,33)2/3(0,000556)1/2/0,025
v = 0,4393m/s
q = v . a
=
0,4393 . 1
=
0,4393 m/s
2. Pembahasan
Penampang saluran
diharapkan bisa mengalirkan debit tertentu dengan luas penampang basah yang
sekecil-kecilnya (minimum), penampang demikian biasa disebut penampang efisien
atau penampang ekonomis. Dari analisis geometri penampang melintang saluran,
maka penampang melintang yang ekonomis akan didapatkan jika atau setengah dari penampang heksagonal atau
penampang trapesium dengan sudut kemiringan talud 30˚ terhadap
horisontal. Diantara semua bentuk penampang (segi empat, segi tiga ataupun
trapesium), penampang trapesium merupakan penampang yang paling ekonomis. Untuk
saluran dengan kapasitas debit yang besar dibuat dengan memperhatikan n
perbandingan lebar dasar B dengan kedalaman h yang tinggi, hal ini untuk
menghindari agar kecepatan rencana tidak melebihi batas kecepatan maksimum yang
diizinkan. Pada saluran yang lebar, efek erosi pada dinding saluran tidak
terlalu berakibat serius terhadap besarnya kapasitas debit. Kekurangan yang
utama dari saluran yang lebar dan dangkal adalah keterbatasan pembebasan lahan,
sehingga biaya pelaksanaannya menjadi lebih tinggi.
Sebagai acuan untuk
menentukan perbandingan antara lebar dasar B dengan kedalaman saluran h, serta
kemiringan talut dinding m untuk besaran debit tertentu.
Kemiringan medan
yang curam kemungkinan menyebabkan kecepatan aliran yang dihasilkan melebihi
kecepatan maksimum yang diizinkan bagi saluran tanah, sehingga pemakaian
saluran pasangan (canal lining)
menjadi perlu. Tapi tidak perlu seluruh saluran dibuat dengan pasangan, karena
akan menjadikan biaya pelaksanaan sangat mahal. Untuk itu membuat landai
kemiringan dasar saluran disertai pembuatan beberapa bangunan terjun perlu
dipertimbangkan.
Dari hasil
perhitungan di atas dapat dilihat bahwa saluran dengan tipe trapezium lebih
optimal dibandingkan dengan segitiga dan persegi. Saluran dengan lebar yang
sama ternyata mempunyai kecepatan yang berbeda.
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Saluran
irigasi dapat berupa sistem terbuka dan sistem tertutup.
2. Sistem
irigasi saluran terbuka akan dipengaruhi oleh tekanan atmosfer.
3. Saluran
terbuka terdapat beberapa bentuk yaitu bentuk trapezium, segitiga dan persegi.
4. Dari
ketiga jenis bentuk saluran itu yang paling optimal dalam penerapannya adalah
trapezium.
5. Kekasaran
saluran, kemiringan, dan bentuk saluran akan mampengaruhi kecepatan dn
debit air.
B.
Saran
Dalam pembuatan saluran terbuka sebaiknya terlebih dahulu diperhatikan
bahan yang akan dipakai dengan tingkat ketahanan yang diperlukan untuk tujuan
tertentu yang diinginkan, sehingga didapat saluran yang cocok dengan tujuan
yang akan dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.irigasi.(online). (http://www.google.co.id/irigasi).
(diakses pada
tanggal 5 mei 2010).
Anonim.2010.saluran terbuka.(online). (http://www.google.co.id/saluran-terbuka).
(diakses pada tanggal 5 mei 2010).
Chow, V.T. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Jakarta : Erlangga.
Soroso, Agus. 2000. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta : Pusat
Pengembangan bahan jakarta-UMB.
US Dept. of the Interior, Bureau of Reclamation.
2001 revised. 1997 third
edition, Water Measurement Manual, (online) at: http://www.usbr.gov/pmts/hydraulics_lab/pubs/wmm/index.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar